30% DARI BUKU ADA DISINI ( DAPURNYA PENULIS)

( Suasana Pembelajaran di Kelas Menulis Khusus Guru Forum Indonesia Menulis)

Sebelum melanjutkan pembahasan lebih lanjut, penulis ingin bercerita sedikit pengalaman penulis mengenai waktu yang penulis butuhkan untuk menulis buku.  Buku pertama penulis yang berjudul Quantum Teaching dalam Pembelajaran Aktiv-Tematik di Sekolah Dasar penulis selesaikan dalam waktu 3 bulan, dengan mengumpulkan kurang lebih 40 buku dan bahan bacaan untuk dijadikan referensi. Padahal buku itu merupakan pengembangan dari teori yang telah penulis teliti pada tesis penulis. Di pertengahan jalan proses penyelesaian tulisan, terkadang penulis merasa kebingungan sendiri tatkala membaca tulisan tersebut bahkan terkadang terbersit dalam fikiran penulis kalimat “ bisa selesai ngak ya buku ini?”.

Buku penulis yang lain, dengan genre serupa berjudul “Matematika di Sekolah Dasar” penulis selesaikan dalam waktu 10 hari saja . Penulis menuangkan ide saat jam istirahat mengajar, dan waktu-waktu senggang penulis.  Hasil dari tulisan itu sungguh menggembirakan bagi penulis karena sesuai dengan harapan penulis baik dari segi kebermanfaatan pada guru-guru, calon guru maupun orang lain secara umum.

Saat penulis menceritakan pengalaman kepada peserta kelas menulis buku yang penulis mentori, beberapa peserta bertanya mengapa jurang dalam itu bisa terjadi? Nah, ternyata terdapat ada kunci dalam cepat tidaknya penulisan buku. Saat menyelesaikan buku Quantum Teaching, penulis fokus pada mengumpulkan teori-teori yang ada untuk dimasukkan dalam isi buku. Waktu penulis banyak terpakai untuk memikirkan “apa lagi ya yang bagus untuk ditambahkan?”.

Penulis mencoba untuk membalikkan situasi tersebut pada buku Matematika di Sekolah Dasar yang ditulis. Penulis memulainya dengan membuat daftar topik-topik pembelajaran yang penulis sukai, mulai dari media pembelajaran berbasis IT, kisah perjalanan hidup keluarga penulis, hingga materi- materi dalam matematika yang sering menabrak konsep dasar yang ada.

Akhirnya penulis memutuskan untuk fokus pada pemaparan konsep-konsep dasar sekaligus pengembangannya dalam matematika ke SD-an.  Penulis langsung membuat daftar beberapa konsep yang akan penulis bahas pada buku tersebut. Ternyata luar biasa efeknya. Hari pertama penulis dapat menuangkan ide pada bagian pertama, hari kedua justru ternyata penulis mendapatkan ide untuk membahas bagian akhir daftar yang dibuat. Hari- hari selanjutnya juga sama, ide yang penulis miliki justru tidak berurutan sebagaimana daftar yang telah dibuat. Namun anehnya, meskipun ide yang penulis tuangkan tidak berurutan, namun semua daftar konsep yang penulis buat terpenuhi pembahasannya. Dengan demikian, lengkap sudah isi buku yang diharapkan selesai.

Pembaca yang budiman, sebenarnya dari pengalaman di atas dapat ditarik satu benang merah. Kunci agar tulisan cepat selesai adalah saat penulis telah menentukan batasan-batasan yang ada. Batasan tersebut meliputi  Judul, Sinopsis, Premis dan Daftar Isi. Meskipun batasan yang telah dibuat tersebut masih bersifat umum dan belum final.

Jika anda telah membuat batasan pada satu topik buku, maka yakinlah bahwa buku anda akan selesai meskipun ntah kapan waktunya. Mengapa demikian? Ya bisa jadi karena saat anda menulis, justru terlintas di benak anda topik lain yang lebih menarik sehingga anda meninggalkan tulisan itu. Tahukah anda, meskipun fokus anda telah berpindah pada topik lain, sebenarnya anda dapat kembali  melanjutkan tulisan anda yang tertinggal tersebut . Itulah untungnya jika  telah menentukan batasan sejak awal penulisan.

1.    Judul Buku
Jika anda ingin membuat judul sebuah buku, anda dapat memilih beberapa tipe dari judul tersebut. Tipe-tipe itu meliputi:
a.    Judul  Bombastis.  Judul buku yang bombastis bersifat menggebu-gebu, fenomenal, melebih-lebihkan, mustahil bagi sebagian orang, dan lain-lain. Contoh judul buku yang mombastis: 6 Hari Bisa Bahasa Inggris, Rezeki Ekstrem, 10 Hari Tuntas Menulis Buku, dan lain sebagainya.
b.     Judul Kontroversi. Judul buku ini cenderung mengandung pertentangan dari dua kubu. Kubu yang pro, sangat suka dengan buku ini. Namun kubu yang kontra, sangat menentang buku ini. Contoh judul buku yang kontroversi: Jokowi Undercover, Gurita Cikeas,   dan lain sebagainya.
c.    Judul How To. Judul buku ini cenderung memberikan gambaran langsung pada calon pembaca isi dari buku tersebut. Contoh judul buku yang How To: Tuntunan Sholat Lengkap, Resep Masakan Khas Nusantara, Kumpulan Rumus Matematika, Pembelajaran Tematik, Strategi Pembelajaran, dan lain-lain.
d.    Judul Manasuka. Judul buku ini suka-suka hati penulis dalam membuatnya, terkadang tidak sama dengan isi yang ada atau bahkan terkadang justru membingungkan jika hanya sekedar membaca judulnya saja. Contoh judul buku manasuka: Monyet Aja Bisa Nyari Duit, Cinta Brontosaurus, Telaga Hati,  Dreaming is not just a dream, dan lain sebagainya.
e.    Judul Rahasia. Judul buku ini terkadang cenderung membuat penasaran calon pembacanya karena tidak bisa ditebak isinya. Contoh judul buku rahasia: Kitab Sukses Mahasiswa, Guru Eksis Why Not?, 7 Keajaiban Rezeki, Mustahil Miskin, dan lain-lain.
Intinya, judul itu biasanya tergantung pada genre buku yang ditulis. Jika novel, kecenderungan judul yang dibuat adalah yang bombastis atau manasuka. Jika ilmiah, kecenderungannya yang how to. Begitu juga seterusnya.
Penulis akan mencontohkan 1 judul buku sesuai dengan topik yang penulis pilih sebelumnya.
Genre : Novel
Judul  : Tatapan Semu



2.   
Sinopsis
Jika anda ingin membuat rumah, langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menyiapkan gambar atau maketnya. Dengan demikian, anda akan mengetahui bentuk rumah secara utuh sesuai dengan harapan nantinya. Jika dalam proses pembangunannya terdapat kendala sehingga dalam waktu beberapa saat harus dihentikan, kemudian diwaktu berikutnya akan dilanjutkan kembali, maka anda sudah tidak hawatir rumah anda akan berubah bentuknya. Mengapa? Karena konsep awalnya sudah jelas.
Pembaca yang budiman. Menulis buku juga tak ubahnya membangun rumah. Agar rumah anda tidak asal jadi atau bahkan tidak jadi-jadi karena selalu berubah “ maunya anda” saat proses pengerjaannya, tentulah harus ada dasar pengerjaannya. Begitu pula halnya buku. Agar buku yang akan anda tulis tersebut tidak keluar dari jalurnya, trik sederhananya adalah anda buat sinopsisnya. Mengapa harus demikian? Karena sejatinya saat sinopsis telah anda buat, tentunya anda sudah mengetahui dengan jelas arah buku anda. Awal hingga ending buku tersebut jelas.
Sinopsis yang dibuat tidak perlu panjang dan lebar isinya. Cukup 1 halaman saja, yang penting adalah jelas arahnya. Berikut ini akan penulis contohkan sinopsis buku seorang siswi kelas XI SMK Jurusan Akutansi di SMKN 5 Kota Pontianak. Nama penanya adalah Anza Queera. Ia merupakan peserta pada kelas menulis khusus remaja masjid yang penulis latih selama 2 bulan.
Genre : Novel
Judul  : Telaga Hati
Sinopsis :
Sejak kedatangan murid baru bernama Shafira Kelsa Azzahra, SMK Tri Mulya mendadak heboh dan riuh, bagaimana tidak, gadis blasteran Australia Indonesia itu berkelahi dengan anak kepala sekolah bernama Gilang di kantin, alhasil ia dipanggil ke ruang kepala sekolah, tak tanggung-tanggung kepala sekolah memasukkan Zahra ke kelas X jurusan Akuntansi yang hampir semua muridnya memiliki IQ tinggi dan berbudi pekerti. Di kelas itu ia bertemu seorang perempuan yang terlihat sangat alim dan anggun dengan hijab besar membaluti kepalanya, dengan ramahnya perempuan itu mengajak berkenalan, dari sanalah pertemanan mereka dimulai.

Kepala sekolah sengaja meminta perempuan itu menjadi teman Zahra , agar bisa merangkulnya menuju jalan yang lebih baik, tapi Zahra memiliki sifat acuh tak acuh pada lingkungan sekitar, apakah bisa perempuan itu berteman dengan Zahra? atau justru ia akan menyerah karena Zahra yang begitu keras kepala?
Dilihat dari sinopsis itu, dapat dipahami bahwa Anza Queera sebagai penulis sudah membuat maket dari buku yang ia tulis, yakni kisah pertemanan anak yang bernama zahra dengan hijabers yang anggun. Oleh sebab itu, sinopsis dari sebuah buku yang akan ditulis sangat penting untuk menentukan awal dan ending dari buku yang akan ditulis.

Bagaimana, sudah mulai mengalir idenya? Baiklah, berikut penulis akan contohkan kembali lanjutan topik+judul+sinopsis yang penulis pilih sebelumnya.
Genre : Novel
Judul  : Tatapan Semu
Sinopsis :
Filosopi ketapel, semakin ia ditarik ke dalam, semakin ia melesat terlempat ke luar. Begitulah yang kurasakan. Badai kehidupan yang mendera keluargaku, tidak menyurutkan semangatku. Melainkan semakin membakar semangat hidupku. Karena aku yakin, setelah badai menerjang, akan ada mentari yang bersinar cerah datang menghampiri.



3.   
Premis
Premis memiliki arti yang tidak jauh berbeda dengan sinopsis. Perbedaaan mendasarnya adalah premis ditulis dalam satu kalimat karena merupakan intisari cerita. Untuk membuat premis, setidaknya dapat dilihat dari dua aspek yakni output buku serta inputnya.
Dari sisi outputnya, premis yang dibuat setidaknya memiliki unsur sebagaimana yang dirumuskan berikut:
P = J + T + H
Keterangan      :
P = Premis
J  = Jenis Naskah (Tutorial/ Kumpulan Tulisan/ Kumpulan Kisah)
T  = Target Pembaca
H  = Hasil
Maksud dari rumus tersebut di atas adalah anda harus menentukan dengan jelas jenis naskah buku yang akan anda tulis, apakah itu buku tutorial yang memberikan solusi atas permasalahan yang dipaparkan, ataupun cara-cara tertentu untuk mencapai suatu yang diharapkan, atau sebagainya. Selain itu, anda juga harus menentukan siapa yang menjadi target pasar anda. Apakah pelajar, umum, profesional, atau lain sebagainya sehingga anda dapat menyesuaikan bahasa yang pas pada isi buku tersebut. Hal lain yang harus dipenuhi adalah hasil. Maksudnya adalah efek apa yang diperoleh pembaca setelah membaca buku yang anda tulis? Apakah mereka akan termotivasi? Ataukah menangis terharu? Atau memperoleh informasi baru? Atau bahkan justru dapat mengembangkan imajinasi mereka?.
Berikut ini adalah contoh premis buku Telaga Hati.
Genre : Novel
Judul  : Telaga Hati
Sinopsis :
Sejak kedatangan murid baru bernama Shafira Kelsa Azzahra, SMK Tri Mulya mendadak heboh dan riuh, bagaimana tidak, gadis blasteran Australia Indonesia itu berkelahi dengan anak kepala sekolah bernama Gilang di kantin, alhasil ia dipanggil ke ruang kepala sekolah, tak tanggung-tanggung kepala sekolah memasukkan Zahra ke kelas X jurusan Akuntansi yang hampir semua muridnya memiliki IQ tinggi dan berbudi pekerti. Di kelas itu ia bertemu seorang perempuan yang terlihat sangat alim dan anggun dengan hijab besar membaluti kepalanya, dengan ramahnya perempuan itu mengajak berkenalan, dari sanalah pertemanan mereka dimulai.

Kepala sekolah sengaja meminta perempuan itu menjadi teman Zahra , agar bisa merangkulnya menuju jalan yang lebih baik, tapi Zahra memiliki sifat acuh tak acuh pada lingkungan sekitar, apakah bisa perempuan itu berteman dengan Zahra? atau justru ia akan menyerah karena Zahra yang begitu keras kepala?
Jenis Naskah  : Kumpulan Tulisan
Tujuan             : Untuk semua orang
Hasil       : Pembaca akan terharu pada kisah pertemanan siswi SMK yang saling bertolak belakang sifatnya.
Premis:
Kisah keteguhan hati seorang siswi SMK dalam membimbing temannya menuju kebaikan.
Dari sisi inputnya, premis buku dapat dirumuskan sebagai berikut:
P = KU + T + H
Keterangan      :
P            = Premis
KU         = Karakter Utama Tokoh
T            = Tujuan Tokoh
H            = Halangan yang dihadapi
Maksud dari rumus di atas adalah anda harus memahami dengan jelas karakter utama tokoh yang akan anda tulis, tujuan tokoh tersebut hingga halangan-halangan yang dihadapinya. Contoh sederhananya adalah saat membaca novel laskar pelangi, karya Andrea Hirata. Karakter utama dari novel tersebut adalah si ical, serta 9 orang temannya dan 1 orang guru inspirasinya. Tujuan dari perjalanan kisahnya adalah ingin meraih pendidikan (ke Paris, Perancis). Halangan yang mereka hadapi adalah masalah kemiskinan. Dengan demikian, penulis dengan lembut membawa suasana hati pembaca seolah-olah menyaksikan secara langsung apa yang terjadi masa demi masa dalam novel tersebut.



4.    Daftar Isi
Pembaca yang budiman. Prinsip dari daftar isi sama halnya dengan sinopsis dari buku yang dibuat. Namun daftar isi lebih detail dan terurut lagi arahnya.  Jika anda membuat telah membuat sinopsis dan daftar isi dari buku yang akan anda tulis, maka yakinlah buku itu akan selesai dan sesuai alur yang anda fikirkan.
Banyak pertanyaan yang diajukan pada penulis di beberapa kesempatan penulis memberikan pelatihan. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah “ bagaimana kami ingin membuat daftar isi, sedangkan materinya saja belum kami buat?”. Pembaca yang budiman, hal ini juga penulis alami saat menulis buku pertama. Penulis beranggapan bahwa daftar isi dibuat setelah bagian isi tulisan rampung diselesaikan  terlebih dahulu, karena harus memuat halamannya.
Hal itu memang benar, namun tidak mesti harus dilakukan terutama dalam membuat buku. Seorang penulis buku  dapat membuat daftar isi terlebih dahulu sebelum  menyelesaikan  isi bukunya. Bagaimana caranya? Berikut penulis berikan contoh sederhananya.
Saat penulis ingin menyelesaikan buku ini, penulis memikirkan “ Hal-hal apa saja yang ingin penulis bahas”.   Jika ingin dibahas secara keseluruhan, tentu kemampuan penulis yang kurang akan menjadi penghambat selesainya buku ini. Akhirnya penulis memberikan batasan-batasan yang akan penulis lakukan. Batasan itu penulis tuangkan dalam bentuk tabel sebagaimana berikut ini:
BAB-BAB
KETERANGAN
RINCIAN
BAGIAN 1
Menulis Semudah Berbicara
-       Memaparkan aplikasi android yang dapat digunakan untuk menulis buku tanpa harus mahir menggunakan perangkat komputer.
BAGIAN 2
Dapur 10 hari Menulis
-       Memaparkan hal-hal apa saja yang harus dilakukan step by step
-       Hari 1 ( judul, sinopsis, daftar isi, premis )
-       Hari 2 ( mengembangkan ide )
-       Hari 3 ( mengembalikan ide yang hilang )
BAGIAN 3
Penutup
-       Membuka wawasan mengenai asyiknya menulis

Contoh lain yang dapat penulis berikan pada anda saat ini adalah pada novel penulis dengan judul tatapan semu, penulis membuat batasan-batasan daftar isi yang kemudian akan penulis kembangkan dengan memasukkan konflik dalam kisah itu. Berikut daftar isi novel tatapan semu:
BAB-BAB
KETERANGAN
RINCIAN

Apa kata mereka?
Memuat pendapat-pendapat para tokoh mengenai isi novel ini

Dedikasiku
Novel ini didedikasikan penulis untuk orang-orang spesial yang berjasa pada penulis

Pengantar Penulis
Kata pengantar yang memuat rasa syukur, penjelasan singkat buku, harapan penulis

Daftar isi
Uraian bagian-bagian
1
Nama, Berkah atau Musibah
Menceritakan tentang momen-momen lucu penulis akibat orang-orang beranggapan penulis adalah perempuan
2
Buta
Kisah kelam penulis mengalami cacat permanen
3
Fitnah yang kejam
Kesedihan yang mendalam akibat tertimpa badai fitnah
4
Ng Siau Thit
Kisah lucu mengenai seorang teman yang bernama Ng Siau Thit
5
Sekolah Tanpa PR
Pengalaman penulis selama 6 tahun tidak pernah mengerjakan PR
6
Sepeda Pusaka
Sepeda pemberian yang digunakan penulis selama mengenyam pendidikan
7
Banci Sialan
Asal muasal ketidak sukaan penulis pada sosok banci
8
Belacan Ning
Kisah lucu adik penulis
9
Menang Taruhan
Kisah lucu penulis bersama saudara-saudaranya
10
Kuliah Terpaksa
Konflik batin penulis untuk mengenyam pendidikan
11
Guru Spektakuler
Kesempatan berharga penulis saat menjadi guru
12
Makan Sama Kenyang, Lapar Sama Tahan
Kebiasaan penulis selama berorganisasi
13
Parenting
Pembelajaran dari orang tua
14
Profil Penulis
Tentang aktifitas dan diri penulis

Berdasarkan tabel sederhana yang dibuat, kemudian dirinci menjadi daftar isi sebagaimana yang dapat anda lihat dibagian awal buku ini.
Pembaca yang budiman, beberapa kelebihan membuat daftar isi terlebih dahulu adalah sebagai berikut:
a.    Ide buku anda akan terjaga karena “kerangka bangunan utuhnya telah dibuat”
b.  Anda dapat menyelesaikan penulisan buku meskipun tidak harus berurutan menulisnya. Jika dianalogikan pada proses pembuatan rumah, saat rangka bangunan telah terpasang, anda dapat menyelesaikan bagian dinding terlebih dahulu, ataupun bagian atap bangunan tersebut, ataupun juga bagian lantainya yang anda dahulukan penyelesaiannya, tergantung kesediaan anggaran yang anda miliki. Rumah itu akan tetap terselesaikan meskipun dana yang ada pada saat itu terbatas. Anda dapat melanjutkan pembangunannya saat anggarannya cukup untuk bagian lain rumah tersebut. Begitu juga dengan buku, anda dapat tetap menyelesaikan tulisan anda secara lengkap meskipun saat itu anda hanya memiliki ide menulis pada bagian ke 2 isi buku, keesokan harinya bagian pertama, selanjutnya bagian akhir buku dan dihari yang lain bagian ke 3 isi buku.
c.    Jika  di tengah perjalanan proses penulisan buku anda justru menemukan topik baru, anda tidak akan kehilangan jejak penulisan . Justru anda dapat membuat buku yang lainnya. Dengan demikian, pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlampawi akan anda alami sendiri.
Pertanyaan lain yang sering terlontar dari peserta kepenulisan adalah “apakah daftar isi harus memuat bab?”. Tentu jawabannya tidak. Penulis dapat memisahkan topik-topik pembahasan dengan memberikan “BAB” atau menggunakan kata lainnya seperti “ BAGIAN” dan lain sebagainya.

NB: Jangan Lupa kunjungi juga channel penulis di 

Comments